Ternyata, bukan kamu..







(Suatu hari, saya mencari kalung saya yang hilang di padang ilalang. Saya menemukan kalung lain yang begitu cantik, dengan bentuk hati dihiasi dengan bulatan hitam. Belum sempat kunikmati keindahannya, tiba-tiba ada suara "itu kalungku" sambut seorang gadis dibelakangku. Aku menyodorkan kalung itu kepadanya, dan sempat mengumpat didalam hati "kenapa tak ku ambil saja lalu pergi?", namun, hatiku berkata untuk cepat-cepat pergi, dan terus mencari kalungku sendiri)

Semenjak putus dari kekasih saya tahun lalu, ada beberapa perasaan yang tak bisa saya hapus, walaupun begitu banyak cara yang harusnya mampu membuat kenangan itu menjadi pupus.
Dan foto diatas, menggambarkan perasaan saya ketika pertama kali saya mengenal lelaki itu.
memang pada awalnya saya kira, dialah calon pendamping hidup saya nanti, tetapi ternyata bukan. hubungan kami pupus, tanpa disertai hangusnya perasaan saya. itulah mengapa saya menuliskan kata dalam bentuk lampau dan bukan present.. karena memang dia bukan seperti yang saya kira pada awalnya.

Sedih selalu menggelayut dalam kalbu, taktala cinta tak pernah bersambut dalam inti cumbu.

saya tak bisa menolak godaan untuk merayunya kembali. Atau yang lebih tepat, mengiyakan ajakannya untuk kembali. Tapi, pertanyaan saya, apakah rasa saja sudah cukup untuk menghidupi sebuah hati?
Lalu, apakah saya sudah menemukan toksin untuk kesalahannya yang terasa bagai racun dan melukai logika saya?

"memang, ternyata bukan dia." kataku akhirnya.

dan saya pun pergi. menghapus air mata, yang entah, sudah beberapa hari enggan menemani.
mungkin kering, mungkin juga terlalu sering.


Selamat tinggal kasihku. Cintaku, begitu besar untukmu.
Tetapi memang, bukan kamu.

"The first time I saw You, I though that You Might be the one whom I searched for.. But then, I realized that you weren't"
adieu, Love.

Komentar

Postingan Populer