Malaikat tanpa sayap..


Pernakah kamu punya malaikat tanpa sayap?
Dulu, aku tak punya sama sekali. Bagiku, memiliki teman seperti malaikat hanya ada di cerita lama. Persahabatan yang diungkapkan dalam novel-novel terjemahan yang sempat kusuka. Sempat ku merasa bahwa ku punya, tapi ternyata tidak. Mereka bukan malikat-malaikat ku. Mereka hanya memanfaatkan aku, tanpa tahu bagaimana perasaanku terhadap mereka. 

Aku lelah mencari, karena aku tahu bahwa malaikat tanpa sayap itu tak ada.

Tapi, benarkah?



namun, sekarang aku punya. Dua, malah. 
Mereka, entah, yang kukenal tanpa sengaja. Yang kiri, memiliki sifat yang sama sekali ku tak mengerti. Sebentar-sebentar menangis, sebentar-sebentar tertawa. Sulit untuk mengikuti sifatnya yang moody. Entah, pada awalnya aku merasa bahwa aku tak akan pernah mengerti dia. Apabila dia menangis, aku akan cepat-cepat menghiburnya. Namun entah, dia malah pergi menjauh.. Dan kembali disaat dia memang butuh aku.. Namun sekarang, aku sangat mengerti alasannya untuk menangis, ataupun tertawa. Bagaimana kakunya dia mengungkapkan kasih sayang, tapi yang entah bagaimana, aku sanggup rasakan kelembutannya. Dia, yang selalu menjadi pendengar terbaik, tanpa pernah menggurui, ataupun mencontohkan setiap hal kepada dirinya sendiri. Yang selalu berusaha dengan baik untuk menolong teman-temannya. Orang apatis, anti sosial yang sangat aku sayangi. Yang paling aku suka, adalah disaat melihatnya bernyanyi di depan umum. Suaranya yang merdu dan tinggi, mengingatkanku pada suatu kelembutan yang terhilang, rasa nyaman yang dihasilkan hanya dari satu tarikan nafas, dan hembusannya. Aku menikmati disaat suaranya berpadu dengan dentingan gitar temanku, yang lainnya. Singkatnya, Aku mencintai kelembutan dan suaranya. 

Entah, yang satu lagi, malah lebih lucu.
Lebih apatis dan anti sosial. Tidak bisa berekspresi dan mengungkapkan perasaan lewat ekspresi. Mungkin dia suka menulis sama sepertiku, tapi yang sama sekali tak aku tahu satupun karyanya. Tak pernah sedikitpun dia pamer, atau meninggikan diri. Tatapannya yang lucu, seakan menunjukkan kepada semua orang "aku tak berdosa, dan tak akan pernah punya dosa". Yang suka bercanda, tapi terlebih dulu tertawa. Yang suka diam ketika ditanyai pendapat. Dan, yang sangat lupa untuk mencatat. Herannya, dia mampu menghafalkan letak suatu barang. Orang ini suka bersuara aneh, tapi cocok dengan karakternya. Herannya, aku mengerti perasaannya hanya dari tatapan matanya. Benar-benar mudah dibaca. Tapi, entah dengan kata-katanya di sosial media yang sedikit "nyentrik alas psycho", dan beruang cokelat besarnya yang memenuhi space kasurnya, aku merasa bahwa dia memiliki kepribadian ganda, yang belum aku selami hingga yang sebegitu dalamnya. 

Dua orang ini, telah menyampingkan egonya hari ini, hanya untukku. Ketika aku terdiam dan merasakan kehangatan, aku tahu bahwa mereka berdua'lah malaikat-malaikat tanpa sayap yang tercipta untukku. Entah, apakah mereka merasakan hal yang sama denganku? Sekali lagi entah. Tapi bagiku, merekalah Malaikat-malaikat tanpa sayap yang tercipta dengan begitu indah, yang sanggup aku rasakan kehangatan dan cintanya ketika mereka selalu ada didekatku..

Dan, sekarang kamu boleh diam dan merasakan, dimanakah malaikatmu? 


Dededikasikan untuk hari ini,  5 Mei yang manis. 



Kecup dan salam, Pricil. 


*akan ku ceritakan malaikat-malaikatku yang lain, nanti.. :) 



Komentar

Postingan Populer