Surat terakhir untuk Radi

Dear Radi, 

   Kau mungkin ingin langsung membakar surat ini begitu kau melihatnya. Percayalah, ada baiknya membaca suratku ini. Jadi, bacalah surat terakhirku ini hingga habis. Lalu, bakarlah jika kau ingin. Tak ada dampaknya bagiku. Aku hanya ingin mengatakan apa yang tak bisa kukatakan lagi secara langsung padamu. 
  
  Oktober. Masih ingatkah kau akan apa yang terjadi di bulan ini, tahun lalu, atau bahkan, kau masih ingat hingga ke dua tahun yang lalu? Katamu, Oktober itu spesial. Bulan inilah yang telah menyatukan dua hati kita yang bernaung jauh diatas air, lama mengambang karena tak ingin berlabuh. 
  
  Pernah ku katakan padamu, dua tahun yang lalu. Kira-kira, seperti ini, "Dimanapun hatiku akan berlayar, kepadamu lah aku akan kembali berlabuh". Sejak saat itu, kau tahu betapa dalamnya rasaku terhadapmu. 

  Naas, kau bermain dengannya. Kau memperlakukanku seperti seorang gadis yang baru pertama kali jatuh cinta. Buta karena cinta. Ku akui, kalo memang boleh, aku benar-benar menaruh hati padamu. 

  Bodoh, aku terlalu memperlihatkan cintaku padamu, sehingga kau mempermainkannya. 

  Terlebih lagi, Kakakmu pernah berkata padaku "Dasar bodoh, Adik ku sedang berada diatas angin, karena kau terlalu mencintainya."
Salahku, biarlah, toh memang ini salahku sendiri. 

  Jangan diambil hati Radi, jika aku mengungkapkan kisah cinta murahan kita untuk dipajang disini. Biar kau melihat, dan biarlah orang lain juga melihat, betapa sakit hatinya mencinta, walaupun bahkan orang yang kau cintai juga balik mencintaimu. 

  Jika kau memang mau marah, ingat, ini hanya kisah cinta murahan kita yang dipajang dalam suatu bahasa. 

  Lagipula, bukan kah kau sudah punya kekasih baru yang siap membopong'mu ketika kau jatuh? 

  Radi'ku sayang, Radi'ku malang, izinkanlah adinda mu ini untuk mengangkat jangkar dari pelabuhanmu, lalu membom pelabuhanmu itu, hingga "BOOM", tak ada lagi tempat bagiku untuk berlayar kembali kesana. Tak juga wanita lain yang kau jadikan pelarian. 

haha, aku senang. Aku tak perlu lagi meminjam pelabuhan yang pemiliknya bahkan sudah pergi dari sana. 

Selamat Tinggal, Radi'ku sayang. Jika kau sudah tak sayang lagi padaku, tak perlu marah atau geram melihat ini. Marilah berbalik, dan berjalan ke arah yang berlawanan. 


Salam, Rayya. 
ps: jangan pernah kembali lagi kepadaku :)



 

Komentar

Postingan Populer